BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita ketahui bahwa di
dalam agama islam terdapat 5 rukun islam, yang salah satunya adalah puasa.
Kerena puasa merupakan rukun islam yang ke 4, maka puasa adalah sesuatu hal
yang diwajibkan oleh agama islam. Namun pada kenyataannya umat islam juga
banyak yang tidak menjalankan kewajibannya tersebut. Hal itu terjadi karena
mereka tidak mengetahui manfaat dan hikmah puasa itu sendiri. Kewajiban
berpuasa merupakan perintah dari Allah SWT yang disebutkan pada QS.Al-Baqarah
ayat 183.
Maka dari itu kita sebagai umat
islam yang taat atas perintah Allah harus menjalankan kewajiban berpuasa. Kita
akan dapat melatih kesabaran dan menahan hawa nafsu jika melaksanakan puasa
tersebut. Dan hikmah berpuasa itu sangat banyak dan tidak ada ruginya bagi
kita.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian puasa ?
2.
Bagaimanakah syarat sah puasa ?
3.
Apa saja rukun puasa ?
4.
Apakah hal yang membatalkan puasa ?
5.
Apa sajakah sunnah ketika berpuasa ?
6.
Apa sajakah macam-macam puasa ?
7.
Apa hikmah dan manfaat puasa ?
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian puasa.
2.
Untuk mengetahui syarat sah puasa.
3.
Untuk mengetahui apa saja rukun puasa.
4.
Untuk mengetahui hal apa saja yang dapat membatalkan puasa.
5.
Untuk mengetahui sunnah ketika berpuasa.
6.
Untuk mengetahui macam-macam puasa.
7.
Untuk mengetahui hikmah dan manfaat puasa.
BAB
II
ISI
Ø PENGERTIAN PUASA
· Pengertian secara bahasa : menahan.
· Pengertian secara istilah : menahan diri dari hal-hal
yang membatalkan. puasa sejak terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari
disertai dengan niat.
Ø SYARAT
SAH PUASA
a. Beragama Islam
b. Berakal sehat
c. Baligh
d. Suci dari haid dan nifas (khusus bagi
kaum wanita)
e. Bermukim (tidak sedang bepergian jauh)
f. Mampu (tidak sedang sakit)
Ø RUKUN
PUASA
a. Niat
Niat puasa yaitu adanya suatu
keinginan di dalam hati untk menjalankan puasa semata-mata mengharap ridha
Allah swt, karena menjalankan perintah-Nya. Semua puasa, tanpa adanya niat maka
tidak bisa dikatakan sebagai puasa.
Kapankah kita berniat berpuasa?
Untuk puasa wajib, maka kita harus
berniat sebelum datang fajar, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw: Barang
siapa tidak berniat puasa sejak makam, maka ia tidak mempunya puasa (H.R.
an-Nasa’i)
Sementara itu untuk puasa sunnah,
kita di bolehkan berniat setelah terbit fajar, dengan syarat kita belum
melakukan perbuatan-perbuatan yang membatalkan puasa, seperti makan, minum,
berhubungan suami istri, dan lain-lain. Hal ini didasarkan pada Hadist dari
Aisyah r.a: “Pada suatu hari, Rasulullah saw masuk ke rumah, kemudian
bersabda, ‘apakah engkau mempunyai makanan?’ Aku enjawab, ‘Tidak’. Rasulullah
saw, bersabda ‘Kalau begitu, aku puasa.” (H.R. An-Nasa’i)
b. Imsak
Kita sudah terlampau akrab dengan kata
imsak, lebih-lebih ketika bulan Ramadhan. Banyak orang memahami Imsak sebagai
waktu menjelang fajar (subuh) dimana seorang muslim yang akan berpuasa berhenti
makan sahur. Padahal makna dari imsak tidaklah sesempit itu. Imsak yaitu
menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan, minum, dan
lain-lain. Jadi, waktu dimulainya puasa bukanlah pada saat sirine atau
pengumuman imsak disuarakan, tetapi dimulai ketika fajar (subuh). Tentang
kenapa diperlukan sirine dan jadwal waktu imsak itu supaya kita berhati-hati
dan bersiap-siap karena sebentar lagi (sekitar 5 menit lagi) fajar akan tiba.
Ø HAL
YANG DAPAT MEMBATALKAN PUASA
a. Makan dan minum
dengan sengaja. Apabila makan dan minumnya karena lupa atau paksaan maka hal
itu tidak membatalkan puasa.
b. Muntah dengan
sengaja. Apabila muntahnya tidak sengaja maka hal itu tidak membatalkan puasa.
c. Berniat berbuka
puasa. Sekali berniat berbuka puasa meskipun buka puasa itu tidak dilaksanakan,
puasanya batal.
d. Mengalami
haid atu nifas.
e. Keluar air
mani karena memeluk atau mencium istri/suami atau bermasturbasi.
f.
Bersenggama.
g. Hilang akal.
h. Merubah niat
Ø SUNNAH
KETIKA BERPUASA
a. Menyegerakan berbuka
Dari Annas r.a., ia berkata: “Rasulullah
saw. Berbuka sebelum shalat (maghrib) dengan kurma, kalau tidak ada kurma
beliau minum air beberapa teguk.” (H.R. Abu Dawud)
b. Makan Sahur
Meskipun misalkan kita kuat berpuasa
tanpa diawali dengan makan sahur, tetapi karena makan sahur telah dicontohkan
oleh Rasulullah, semestinya kita tidak meremehkan/meninggalkan bersantap sahur.
Rasulullah bersabda:
“Makan sahurlah kamu, karena sesungguhnya pada makan sahur
itu terdapat berkah.” (H.R.
Bukhari)
c. Menggosok gigi pada waktu
pagi.
Rasulullah bersabda:
“Jika kamu berpuasa, bersiwaklah pada waktu pagi dan
jangan bersiwak pada waktu sore” (H.R.
at-Thabrani)
d. Membaca dan Mengkhatamkan
Al-Qur’an
Membaca al-Qur’an memang semestinya
kita biasakan, lebih-lebih saat kita berpuasa sunnah atau
bahkan di bulan Ramadhan, dimana al-Qur’an diturunkan pada bulan ini.
Allah berfirman:
Artinya:
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Q.S. al-Baqarah [2]: 185)
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (Q.S. al-Baqarah [2]: 185)
e. Shalat Lail
Shalat tarawih merupakan bagian dari
shalat lail, yakni shalat yang waktu pelaksanaannya ba’da shalat isya sampai
sebelum fajar. Ada sebagian orang menganggap bahwa shalat tarawih itu wajib,
padahal hukumnya adalah sunnah, sebagaimana shalat lail yang lain, seperti
witir, dan tahajut. Meski begitu, sunnah shalat tarawih dan shalat lail yang
lain adalah sunnah muakaddah, termasuk amalan yang jarang sekali ditinggalkan
oleh Rasulullah saw.
f. Memperbanyak doa
Orang yang berpuasa ketika berbuka
adalah salah satu orang yang doanya mustajab. Oleh karenanya perbanyaklah
berdoa ketika sedang berpuasa terlebih lagi ketika berbuka. Berdoalah untuk
kebaikan diri kita, keluarga, bangsa, dan saudara-saudara kita sesama muslim di
belahan dunia.
g. Memberi buka puasa (tafthir
shaim)
Hendaknya berusaha untuk selalu
memberikan ifthar (berbuka) bagi mereka yang berpuasa walaupun hanya seteguk
air ataupun sebutir kurma sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
"Barang siapa yang memberi
ifthar (untuk berbuka) orang-orang yang berpuasa maka baginya pahala seperti
orang yang berpuasa tanpa dikurangi sedikitpun". (H.R. Bukhari Muslim)
h. Memperbanyak Sedekah
Rasulullah Saw. Bersabda, yang artinya: “Sebaik-baik sedekah adalah
sedekah pada bulan Ramadhan” (HR. Tirmizi)
i. I’tikaf
I’tikaf adalah berdiam diri di masjid untuk beribadah kepada Allah. Rasulullah
Saw. selalu beri’tikaf terutama pada sepuluh malam terakhir dan para istrinya
juga ikut I’tikaf bersamanya. Dan hendaknya orang yang melaksanakan I’tikaf
memperbanyak zikir, istigfar, membaca Al-Qur’an, berdoa, shalat sunnah dan
lain-lain.
j. Umroh
j. Umroh
Ramadhan adalah waktu terbaik untuk
melaksanakan umrah, karena umroh pada bulan Ramadhan memiliki pahala seperti
pahala haji bahkan pahala haji bersama Rasulullah Saw. Beliau bersabda: “Umroh
pada bulan Ramadhan seperti haji bersamaku."
h. Memperbanyak Amal Kebaikan
Dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah dan Baihaqi dikatakan bahwa
amalan sunnah pada bulan Ramadhan bernilai seperti amalan wajib dan amalan
wajib senilai 70 amalan wajib di luar Ramadhan. Oleh karena itu, raihlah setiap
peluang untuk berbuat kebaikan sekecil apapun meskipun hanya ‘sekedar’
tersenyum di depan orang lain.
Ø MACAM-MACAM
PUASA
1. Puasa wajib
a. Puasa Ramadhan
Puasa Ramadhan adalah puasa wajib yang dikerjakan bagi
setiap muslim pada bulan Ramadhan selama sebulan penuh.
Allah SWT berfirman:
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agara kamu bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah[2]: 183)
Puasa Ramadhan juga termasuk dalam rukun Islam, sebagaimana
tersebut dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a:
“Didirikan agama Islam itu atas lima dasar yaitu bersaksi
bahwa tiada sesembahan melainkan Allah dan Nabi Muhammada adalah utusan Allah,
mendirikan shalat lima waktu, mengeluarkan zakat, puasa bulan Ramadhan dan
melaksanakan haji ke Baitullah bagi yang mampu jalannya” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Oleh karena itu, belum sempurna keislaman seseorang apabila
dia belum mengerjakan puasa Ramadhan dengan penuh ikhlas semata-mata untuk
mencari ridha Allah swt.
Keutaman puasa bulan Ramadhan:
Ramadhan adalah bulan mulia, bulan penuh ampunan, bulan di
mana al-Qur’an diturunkan, bulan yang memiliki banyak sekali keutamaan. Berikut
adalah beberapa keutamaan bulan Ramadhan yang tidak terdapat pada bulan lain:
1) Barangsiapa berpuasa sebulan penuh pada bulan Ramadhan,
maka ia akan diampuni dosa-dosanya dan kembali menjadi manusia yang fitri
(suci).
2) Dibebaskan dari siksa api neraka.
3) Setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka dan
pintu-pintu neraka ditutup rapat.
4) Pada bulan Ramadhan terdapat Lailah Al-Qadar yang lebih
baik daripada seribu bulan. Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang
salah malam di bulan Ramadhan lantaran iman dan mengharapkan pahala (dari
Allah), maka diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu”(H.R. Muttafaq
‘Alaih)
b. Puasa Nadzar
Nadzar secara bahasa berarti janji. Puasa nadzar adalah
puasa yang disebabkan karena janji seseorang untuk mengerjakan puasa. Misalkan,
Rudi berjanji jika nanti naik kelas 9 ia akan berpuasa 3 hari berturut-turut,
maka apabila Rudi benar-benar naik kelas ia wajib mengerjakan puasa 3 hari
berturut-turut yang ia janjikan itu.
c. Puasa Kafarat
Kafarat berasal dari kata dasar kafara yang artinya menutupi
sesuatu. Puasa kafarat secara istilah artinya adalah puasa untuk mengganti
denda yang wajib ditunaikan yang disebabkan oleh suatu perbuatan dosa, yang
bertujuan menutup dosa tersebut sehingga tidak ada lagi pengaruh dosa yang
diperbuat tersebut, baik di dunia maupun di akhirat.
2. Puasa Sunnah
a. Puasa enam hari di bulan Syawal.
Baik dilakukan secara berturutan ataupun tidak.
Rasulullah saw bersabda, yang artinya: Keutamaan
puasa romadhon yang diiringi puasa Syawal ialah seperti orang yang berpuasa
selama setahun (HR. Muslim).
b. Puasa sepuluh hari pertama bulan
Dzulhijjah
Yang dimaksud adalah puasa di sembilan hari yang pertama
dari bulan ini, tidak termasuk hari yang ke-10. Karena hari ke-10 adalah hari
raya kurban dan diharamkan untuk berpuasa.
c. Puasa hari Arafah
Yaitu puasa pada hari ke-9 bulan Dzuhijjah. Keutamaannya,
akan dihapuskan dosa-dosa pada tahun lalu dan dosa-dosa pada tahun yang akan
datang (HR. Muslim). Yang dimaksud dengan dosa-dosa di sini adalah khusus untuk
dosa-dosa kecil, karena dosa besar hanya bisa dihapus dengan jalan bertaubat.
d. Puasa Muharrom
Yaitu puasa pada bulan Muharram terutama pada hari Assyuro’.
Keutamaannya puasa ini, sebagaimana disebutkan dalam hadist riwayat Bukhari,
yakni puasa di bulan ini adalah puasa yang paling utama setelah puasa bulan
Romadhon.
e. Puasa Assyuro’
Hari Assyuro’ adalah hari ke-10 dari bulan Muharram. Nabi
shalallahu ‘alaihi wasssalam memerintahkan umatnya untuk berpuasa pada hari
Assyuro’ ini dan mengiringinya dengan puasa 1 hari sebelum atau sesudahnhya.
Hal ini bertujuan untuk menyelisihi umat Yahudi dan Nasrani yang hanya berpuasa
pada hari ke-10. Keutamaan: akan dihapus dosa-dosa (kecil) di tahun sebelumnya
(HR. Muslim).
f. Puasa Sya’ban.
Yang dimaksud puasa Sya’ban adalah memperbanyak puasa pada
bulan Sya’ban. Keutamaan: Bulan ini adalah bulan di mana semua amal diangkat
kepada Rabb semesta alam (HR. An-Nasa’i & Abu Daud, hasan).
g. Puasa Senin dan Kamis.
Nabi telah menyuruh ummatnya untuk puasa pada hari Senin dan
Kamis. Hari Senin adalah hari kelahiran Nabi Muhammad sedangkan hari Kamis
adalah hari di mana ayat Al-Qur’an untuk pertama kalinya diturunkan. Perihal
hari Senin dan Kamis, Rasulullah juga telah bersabda:
“Amal perbuatan itu diperiksa pada setiap hari Senin dan
Kamis, maka saya senang diperiksa amal perbuatanku, sedangkan saya sedang
berpuasa. (HR Tirmidzi)
h. Puasa Tengah Bulan (tiga hari setiap
bulan Qamariyah).
Disunnahkan untuk melakukannya pada hari-hari putih
(Ayyaamul Bidh) yaitu tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan qamariyah.
i. Puasa Dawud
Cara mengerjakan puasa nabi Dawud adalah dengan sehari puasa
sehari tidak puasa, atau selang-seling. Puasa nabi Dawud adalah puasa yang
paling disukali oleh Allah SWT. (HR. Bukhari-Muslim).
3. Puasa Makruh
Kapan puasa hukumnya makruh? Puasa yang makruh dilakukan
adalah puasa pada hari Jumat dan Sabtu yang tidak bermaksud mengqadha’
Ramadhan, membayar nadzar atau kafarat, atau tidak diniatkan untuk puasa sunnah
tertentu. Jadi seseorang yang puasa pada hari Jumat atau Sabtu dengan niat
mengqadha’ puasa Ramadhan tidak termasuk puasa makruh. Misal tanggal 9
Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu maka puasa hari Sabtu pada waktu itu menjadi
puasa sunnah bukan makruh. Ada pendapat lain yang lebih keras bahkan menyatakan
bahwa puasa pada hari Jumat tergolong puasa haram jika dilakukan tanpa
didahului hari sebelum atau sesudahya.
4. Puasa Haram
Ada puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram dilakukan,
baik karena waktunya atau karena kondisi pelakukanya.
a. Hari Raya Idul Fitri
Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral
umat Islam. Hari itu adalah hari kemenangan yang harus dirayakan dengan
bergembira. Karena itu syariat telah mengatur bahwa di hari itu tidak
diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram. Meski tidak
ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak
berniat untuk puasa.
b. Hari Raya Idul Adha
Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari
Raya kedua bagi umat Islam. Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam
disunnahkan untuk menyembelih hewan Qurban dan membagikannya kepada fakir
msikin dan kerabat serta keluarga. Agar semuanya bisa ikut merasakan
kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan merayakan hari besar.
c. Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah.
Pada tiga hari itu umat Islam masih dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha
sehingga masih diharamkan untuk berpuasa. Pada tiga hari itu masih dibolehkan
utnuk menyembelih hewan qurban sebagai ibadah yang disunnahkan sejak zaman nabi
Ibrahim as.
d. Puasa sepanjang tahun / selamanya
Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari.
Meski dia sanggup untuk mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi
secara syar`i puasa seperti itu dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin
banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud
as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.
Ø HIKMAH
DAN MANFAAT PUASA
· HIKMAH PUASA :
a. Menumbuhkan nilai-nilai persamaan selaku hamba Allah, karena
sama-sama memberikan rasa lapar dan haus serta ketentuan-ketentuan lainnya.
b. Menumbuhkan rasa perikemanusian dan suka member, serta
peduli terhadap orang-orang yang tak mampu.
c. Memperkokoh sikap tabah dalam menghadapi cobaan dan godaan,
karna dalam berpuasa harus meninggalkan godaan yang dapat membatalkan puasa.
d. Menumbuhkan sikap amanah (dapat dipercaya), karna dapat
mengetahui apakah seseorang melakukan puasa atau tidak hanyalah dirinya
sendiri.
e. Menumbuhkan sikap bersahabat dan menghindari pertengkaran
selama berpuasa seseorang tidak diperbolehkan saling bertengkar.
f. Menanamkam sikap jujur dan disiplin.
g. Mendidik jiwa agar dapat menguasai diri dari hawa nafsu,
sehingga mudah menjalankan kebaikan dan meninggalkan keburukan.
h. Meningkatkan rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah.
i. Menjaga kesehatan jasmani.
· MANFAAT PUASA :
1.Ditinjau dari segi
Agama atau Religi
Kita
melakukan puasa sebagai bukti kecintaan dan ketaatan kita kepada Allah sang
Maha Pencipta karena puasa itu sendiri merupakan perintah-Nya.
Sebagaimana firman-Nya:
Sebagaimana firman-Nya:
Artinya
:
"Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa " (Al-Baqarah: 183).
Jadi
jelas puasa merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh orang-orang yang beriman
(Islam). Tujuannya pun jelas yaitu untuk mendapatkan derajat takwa di sisi
Allah.
2.Dilihat dari aspek sosial
2.Dilihat dari aspek sosial
Puasa
dapat menumbuhkan rasa simpati dan empati kepada orang lain yang selama ini
kekurangan. Juga sebagai bukti adanya persamaan derajat di sisi Allah.
Orang-orang
yang berkecukupan, yang selama ini makan 3-4 kali sehari dapat merasakan
penderitaan sebagian orang yang kurang mampu yang biasa hanya makan 1-2 kali
sehari bahkan kadang tidak makan. Sehingga diharapkan akan timbul perasaan dan
keinginan untuk menolong yang kurang mampu. Allah juga tidak membedakan
puasanya orang kaya dan orang miskin. Dihadapan Allah syarat sahnya puasa sama.
3.Ditinjau dari aspek pribadi
3.Ditinjau dari aspek pribadi
· Dari aspek psikologis
Puasa
merupakan latihan bagi kita untuk bisa menahan nafsu- nafsu jelek yang muncul
dari dalam diri kita.Nafsu yang paling kuat yang ada dalam diri manusia dan
termasuk hal yang membatalkan puasa adalah nafsu yang sumbernya perut dan
kemaluan.Nafsu tersebut juga sering menjadi biang kejahatan. Dengan latihan di bulan
Ramadhan diharapkan setelah Ramadhan kita bisa menahan dan mengatur nafsu
tersebut dengan baik. "Barang siapa menjamin kepadaku apa yang berada di
antara kumis dan janggutnya, serta apa yang berada diantara kedua pahanya, maka
aku akan menjamin kepadanya surga " (H.R. Bukhari)
· Dari aspek fisik
Dengan
puasa kita dapat hidup lebih sehat. Organ tubuh, terutama pencernaan yang
selama ini terus bekerja keras, dapat beristirahat pada siang harinya. Dengan
kondisi seperti ini organ tubuh yang mengalami kerusakan dapat melakukan
recovery atau perbaikan selagi tidak bekerja. Sehingga ketika bekerja kembali
dapat bekerja secara maksimal dan tubuh dapat memperoleh hasil yang lebih baik.
Puasa juga dapat mengurangi resiko terkena berbagai macam penyakit. Ketika kita
berpuasa terjadi penurunan laju metabolisme dalam tubuh.
Buktinya,
tubuh menjadi dingin. Hal ini menunjukkan terjadinya pengurangan asupan dan
konsumsi oksigen secara total oleh tubuh.
Dengan adanya pengurangan konsumsi oksigen, maka produksi radikal bebas oksigen yang bersifat racun akan turun. Kelebihan radikal bebas oksigen dapat menyebabkan menurunnya aktifitas enzim dan dapat merusak sel-sel tubuh secara umum. Sehingga bisa menyebabkan timbulnya penyakit.
Dengan adanya pengurangan konsumsi oksigen, maka produksi radikal bebas oksigen yang bersifat racun akan turun. Kelebihan radikal bebas oksigen dapat menyebabkan menurunnya aktifitas enzim dan dapat merusak sel-sel tubuh secara umum. Sehingga bisa menyebabkan timbulnya penyakit.
Dengan
berpuasa, produksi radikal bebas oksigen dapat ditekan sampai 90% dan
meningkatkan produksi antioksidan sampai 12%. Saat kita puasa, secara tidak
langsung kita telah mengurangi masuknya makanan dan zat-zat yang tidak
diperlukan oleh tubuh termasuk racun. Pada saat puasa juga, usus tidak terisi
secara penuh, sehingga dapat menyebabkan absorbsi zat-zat makanan termasuk
racun tidak maksimal. Hal ini dapat mengakibatkan kecilnya resiko terkena
penyakit. Kalaupun racun terabsorsi bersama makanan, maka Hati sebagai organ
yang menetralkan racun dapat bekerja baik karena racunnya sedikit.
Pada
kondisi tidak puasa, dengan makanan yang berlebihan, produksi racun dan racun
yang terserap sangat banyak. Sehingga hati tidak bisa menetralkan racun
seluruhnya. Racun yang tidak bisa dinetralkan oleh Hati akan terbawa oleh
aliran darah ke organ-organ. Hal inilah yang bisa menyebabkan timbulnya
penyakit.
BAB
III
PENUTUP
Ø KESIMPULAN
Puasa adalah salah satu rukun islam,
maka dari itu wajiblah bagi kita untuk melaksanakan puasa dengan ikhlas tanpa
paksaan dan mengharap imbalan dari orang lain. Jika kita berpuasa dengan niat
agar mendapat imbalan atau pujian dari orang lain, maka puasa kita tidak ada
artinya. Maksudnya ialah kita hanya mendapatkan rasa lapar dan haus dan tidak
mendapat pahala dari apa yang telah kita kerjakan. Puasa ini hukumnya wajib
bagi seluruh ummat islam sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang
sebelum kita.
Berpuasalah sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang telah dibuat oleh Allah swt. Allah telah memberikan
kita banyak kemudahan(keringanan) untuk mengerjakan ibadah puasa ini, jadi jika
kita berpuasa sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah kami sebutkan diatas,
kita sendiri akan merasakan betapa indahnya berpuasa dan betapa banyak faidah
dan manfaat yang kita dapatkan dari berpuasa ini.
Maka dari itu, janganlah sesekali
meninggalkan puasa, karena puasa ini mempunyai banyak nilai ibadah. Mulai dari
langkah, tidur dan apapun pekerjaan orang yang berpuasa itu adalah ibadah.
Ø SARAN
Kami dari pihak penyusun mengajak
kepada pembaca untuk menjalankan perintah Allah SWT.dan menjauhi segala
larangannya. Dan berpuasalah dengan hati yang ikhlas supaya amal ibadah puasa
kita diterima disisi Allah SWT.
DAFTAR
PUSTAKA
· http://jihadmuslimin.blogspot.com/2012/01/puasa-ditinjau-dari-berbagai-aspek.html diakses
tanggal 9 November 2014
· https://www.google.com/search?q=surat+al+baqarah+ayat+183&client=firefox-a&hs=2kY&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=sb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=nCloVPnQN8GgugTg14LgAQ&ved=0CAgQ_AUoAQ&biw=1366&bih=657 diakses
pada tanggal 10 November 2014
· https://www.google.com/search?q=surat+al+baqarah+ayat+185&client=firefox-a&hs=2kY&rls=org.mozilla:en-US:official&channel=sb&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=nCloVPnQN8GgugTg14LgAQ&ved=0CAgQ_AUoAQ&biw=1366&bih=657 diakses
pada tanggal 10 November 2014
No comments:
Post a Comment